SMPN 2 Patuk Gelar Sosialisasi Pencegahan Kekerasan di Lingkungan Sekolah Ramah Anak

SMP Negeri 2 Patuk mengadakan Sosialisasi Pencegahan Kekerasan di Lingkungan Sekolah Ramah Anak (SRA) pada Selasa (23/9/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru, serta orang tua tentang pentingnya menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas kekerasan.

Acara dibuka oleh Kepala Sekolah SMPN 2 Patuk yang menekankan pentingnya perhatian terhadap materi yang disampaikan narasumber agar benar-benar bermanfaat bagi siswa dalam mencegah kekerasan di lingkungan sekolah.

Dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Suratmiari, S.S., MIDS, M.Ec.Dev., Ketua Tim Kerja Perlindungan Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Gunungkidul. Ia menegaskan bahwa pencegahan kekerasan penting dilakukan sejak dini agar anak terlindungi hak-haknya dan dapat tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Materi inti disampaikan oleh Nadia Nusra RR, M.Psi., Psikolog. Beliau menjelaskan bahwa perundungan adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti atau menakuti orang lain. Perundungan bisa berbentuk fisik, verbal, sosial, maupun melalui media digital (cyberbullying).

Faktor penyebab perundungan antara lain rasa tidak aman, pengaruh lingkungan, masalah keluarga, dan keinginan untuk mendominasi. Ciri-ciri korban perundungan biasanya terlihat dari perubahan perilaku seperti menarik diri dari lingkungan sosial, penurunan prestasi belajar, hingga adanya luka fisik yang mencurigakan.

Nadia menekankan bahwa pencegahan harus dimulai sejak dini, antara lain melalui:

  • Pendidikan tentang empati dan saling menghargai.
  • Menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung dan inklusif.
  • Memperkuat kebijakan anti perundungan di sekolah.
  • Memberikan dukungan penuh kepada korban perundungan.

“Lingkungan bebas perundungan dimulai dari komitmen kita semua untuk menciptakan ruang yang aman, mendukung, dan inklusif. Dengan bekerja sama, kita dapat melawan perundungan, mendukung para korban, dan menciptakan suasana positif bagi semua,” tegas Nadia.

Acara ditutup dengan harapan agar setiap siswa tidak hanya menjadi pelopor dalam pencegahan kekerasan, tetapi juga mampu berperan aktif dalam menanggulangi kasus yang terjadi di lingkungan sekolah. Dengan demikian, visi mewujudkan sekolah ramah anak di Kabupaten Gunungkidul semakin nyata.

Previous Pendampingan Bedah Rumah Keluarga Miskin di Gunungkidul: Wujud Komitmen Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Leave Your Comment

Skip to content